Pohon Kacang. Ya, yang pasti pohon itu ditanam Pak *piiiip*. Sebut aja Pak Tani.
Dengan rajin Pak Tani menyiram dan memupuk benih kacang itu. Makin hari, benih kacang itu tumbuh menjadi lebih besar, besar, dan besar. Higga disebut Pohon Kacang.
Dalam proses pertumbuhan itu, mulailah muncul buah-buah kacang yang pasti dilindungi kulitnya di dalam tanah.
Kulit kacang setia melindungi buah kacang dari hal-hal yang, yagitudeh. Contohnya kotornya tanah, pupuk yang udah busuk, bahkan cuaca extreme sekalipun. Kulit kacang mengorbankan dirinya hanya untuk melindungi hal yang disayanginya. Ya, kacang adalah hal yang paling disayangi kulit.
Mereka berdua selalu kompak dan belum pernah terpisahkan satu sama lainnya, hingga mereka disebut kacang kulit.
Persatuan mereka yang kokoh mampu bertahan hingga tiba saatnya panen.
Hari yang ditunggu pun datang, waktu panen! Satu per satu butir kacang dipisahkan dari kulitnya. Sempat terjadi perpisahan yang amat sangat menyedihkan, terutama pada kulit kacang itu.
Betapa tidak? Dengan hina kulit kacang dibuang begitu saja setelah dipisahkan dari hal kesayangannya, buah kacang. Sakit rasanya! SAKIT! Dengan sangat terpaksa kulit berpisah dengan kacang.
Ya, karena tugasnya sudah selesai. Kacang sekarang sudah matang dan digemari banyak orang. Sedangkan kulit? Mana ada orang yang mau memakannya? Sungguh malang nasib kulit.
Orang-orang tidak tahu betapa berat perjuangannya dalam melindungi kanang. Ia rela mengorbankan dirinya. Tapi ia malah dibuang dan tidak dianggap.
Justru kacang hidupnya mulya sekarang. Ia laku, bahkan dipertemukan dengan atom.. Jadilah kacang atom. Ya, atom menggantikan posisi kulit di hati kacang. Siapa sih yang hidupnya tidak mau enak? Begitu juga dengan kacang. Ia sekarang bahagia hidup dengan atom dan menjadi idola banyak orang.
Karena terlena dengan kenikmatan ini, bahkan kacang sampai lupa dengan kenangan manisnya bersama kulit. Suka duka yang telah mereka lewati bersama. KACANG LUPA KULIT! dan berpaling pada atom.
Jauh di sana kulitpun menangis, "Kacang, kenapa kau jahat sekali? Kau melupakanku! Kau tak tahu betapa sakitnya aku! Aku kecewa padamu.. Kau lebih memilih bersama atom. Hiks.. Hiks.." Dapat dibayangkan betapa sakitnya hati kulit, ia sangat menderita.
Begitulah kisah tentang kacang yang lupa kulitnya. Benar-benar kacang yang tidak punya hati dan tak tahu balas budi!
Lha pohon kacang???
BalasHapushahaha. ya itu juga termasuk kok :D
BalasHapus